Senin, 14 Mei 2012

Beberapa Mitos Gunung Salak

Gunung Salak merupakan gunung berapi yang mempunyai dua puncak, yakni Puncak Salak I dan II. Letak astronomis puncak gunung ini ialah pada 6°43' LS dan 106°44' BT. Tinggi puncak Salak I, 2.211 meter dan Salak II, 2.180 meter dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 meter dpl.

Kerajaan Salakanagara
Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya. Asal usul sejarah penamaan Gunung Salak masih simpang siur karena catatan yang ditemukan pada sejumlah prasasti dan tulisan dalam bahasa Sunda kuno tidak dengan jelas menyebutkan sejak kapan gunung tersebut mulai ada. orang zaman dahulu lebih mengenal Gunung Salak dengan sebutan Gunung Buled (bulat, red) karena bentuk puncaknya menyerupai lingkaran. Konon, penamaan Salak berasal dari penemuan buah salak besar. di kaki Gunung Salak pernah berdiri kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat dengan nama Salakanagara pada abad ke-4 dan 5 Masehi.Salakanagara dipimpin oleh seorang raja dengan gelar Raja Dewawarman I-VIII. Tidak jelas nama asal usul dan nama asli para raja yang menguasai semenanjung Sunda tersebut, namun terungkap jika mereka berasal dari India Selatan.

Terungkapnya kerajaan Salakanagara bermula dari penemuan tulisan Raja Cirebon yang berkuasa tahun 1617 Wangsakerta, yang ditemukan pada abad ke-19 Masehi. Dari sinilah kemudian diketahui, jika kerajaan Hindu pertama di Jabar bukan Tarumanagara, tapi Salakanagara. Konon, Raja Dewawarman memiliki banyak keturunan. Di antaranya pernah menjadi raja besar di Tanah Jawa seperti Purnawarman yang memerintah Tarumanagara dan Mulawarman raja dari Kutai Kartanagara. konon katanya, meletusnya Gunung Salak pada tahun 1669 diduga ikut mengubur barang peninggalan bersejarah dari kerajaan Salakanagara, Terkait misteri yang terkandung pada Gunung Salak,di sana terdapat banyak sekali tempat petilasan atau tempat bersemedi para raja dan pengikutnya. Petilasan suci itu tersebar di berbagai titik. Seperti petilasan milik raja Pajajaran, Prabu Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi di kaki Gunung Salak di daerah Bogor dengan total mencapai lebih dari 91 lokasi. juga terdapat makam kuno yang berusia ratusan tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 40 makam. Makam itu milik pemuka agama Hindu yang wafat dan dikuburkan di Gunung Salak. Sehingga, banyak yang menganggap jika ingin memasuki wilayah Gunung Salak, harus menjaga perilaku dan sopan santun.

Harta karun peninggalan Belanda
Ternyata gunung Salak juga disebut banyak menyimpan harta karun peninggalan Belanda. Harta itu berupa emas murni yang dimasukan di dalam peti. Dan peti-peti itu kemudian dikubur di empat titik terpisah di area Gunung Salak. Harta tersebut sengaja di kubur VOC, karena takut diambil tentara Jepang yang masuk ke Indonesia 1942. Setelah sukses menguburnya, mereka kemudian membuat peta penunjuk arah yang disertai tanda-tanda fisik lokasi. Waktu itu VOC berharap ketika mereka datang lagi ke Indonesia harta yang disimpan bisa diambil kembali. Tapi kenyataanya setelah Jepang keluar, Indonesia kemudian merdeka tahun 1945. Akhirnya serdadu Belanda dan VOC tidak bisa masuk lagi ke Indonesia. Tentu saja harta-harta yang dikubur itu tidak bisa diambil kembali.

Ada juga yang mengatakan kalau disekitar Kawah Ratu ada juga harta yang ditimbun. Alhasil, karena kabar tersebut, hampir seluruh warga Cidahu beramai-ramai mencarinya. Setiap ada tembok sisa peninggalan Belanda mereka hancurkan. Dalam beberapa bulan, tembok sisa pembatas perkebunan milik Belanda dengan penduduk pribumi saat itu, langsung ludes menjadi puing. Alhasil kisah emas VOC membuat Gunung Salak semakin misterius.

Sumber :
http://www.untukku.com/artikel-untukku/misteri-gunung-salak-untukku.htm
http://www.fajar.co.id/read-20120511011233-gunung-salak-tempat-suci-persemedian-raja


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi komentar yang tidak mengandung Sara, Porno, dan Kekerasan datang berkomentar

Blogger templates